27 Juli 2024

Seseorang telah menghitung berapa banyak orang yang kita perlukan untuk membuat koloni di Mars. Dan jumlahnya ternyata sangat rendah.

3 min read

Selama beberapa tahun terakhir para ilmuwan telah memutar otak untuk mencoba menemukan cara terbaik untuk mencapai Mars, cara paling efisien untuk mendarat di permukaannya, cara mendapatkan energi, bahan bangunan, air dan makanan begitu kita sampai di sana dan, tentu saja. tentu saja, ciri-ciri yang seharusnya dimiliki habitat kita. Namun, ada pertanyaan lain yang sama krusialnya: Seperti apa seharusnya tim yang bertugas memperbaiki penyelesaian di planet merah? Atau lebih tepatnya, berapa banyak orang yang dibutuhkan jika kita ingin sukses? Apakah itu akan mempengaruhi karakternya?

A lire aussi : Filipina menolak 'peta standar' Tiongkok yang mengklaim seluruh Laut Cina Selatan

Di AS ada tim yang punya jawabannya.

DAN spoilerperhitungan mereka menghasilkan angka yang sangat rendah.

Lire également : Pengadilan banding untuk mempertimbangkan kembali putusan atas tweet Elon Musk tentang serikat pekerja

Seberapa penting, tapi… Dan berapa banyak? Ide itulah yang melatarbelakangi penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari George Mason University (GMU) di Fairfax, Virginia, bersama rekan-rekan dari institusi lain. Alih-alih berfokus pada strategi penerbangan dan pendaratan luar angkasa, pengembangan material atau teknik budidaya dalam kondisi ekstrem seperti di Mars, para ahli malah mengajukan pertanyaan kunci pada diri mereka sendiri: jika kita ingin membangun koloni di planet merah, berapa banyak orang yang akan tinggal di sana? akankah mereka harus membentuk tim? Dan bagaimana seharusnya?

Dan kesimpulan Anda adalah? Sangat rendah. Para peneliti telah merilis sebuah artikel, masih menunggu tinjauan sejawat, yang menyatakan bahwa kita memerlukan sekitar dua puluh orang. “Kami menemukan bahwa populasi awal sebanyak 22 ekor adalah jumlah minimum yang diperlukan untuk mempertahankan ukuran koloni yang layak dalam jangka panjang,” rincian penelitiannya, yang telah diposting di Arvix. “Bertentangan dengan apa yang dinyatakan oleh publikasi lain, jumlah minimum orang dengan semua tipe kepribadian yang dapat menimbulkan sentimen berkelanjutan adalah puluhan, bukan ratusan.”

Perhitungannya bertentangan dengan penelitian lain sebelumnya yang menjawab pertanyaan yang sama. Baru tiga tahun lalu majalah itu Laporan Ilmiah menerbitkan sebuah artikel yang ditandatangani oleh Jean-Marc Salotti, dari Universitas Bordeaux, yang menangani jumlah pemukim yang jauh lebih tinggi. Meskipun mengakui bahwa ini hanyalah “perkiraan”, namun masih terdapat ketidakpastian, kesimpulannya adalah bahwa jumlah minimum koloni yang diperlukan untuk bertahan hidup di planet merah adalah 110.

Seperti apa seharusnya para pemukim itu? Ini adalah pertanyaan besar lainnya yang ditanyakan para peneliti pada diri mereka sendiri. Selain menentukan jumlah minimum orang untuk sebuah koloni yang layak, para ilmuwan telah menyelidiki seperti apa mereka seharusnya, kombinasi kepribadian apa yang akan memfasilitasi misi tersebut. Untuk perhitungannya, mereka memperhitungkan empat profil kepribadian dasar: menyenangkan, mudah bergaul, reaktif, dan neurotik, kategori-kategori yang mereka buat untuk menilai isu-isu seperti ketahanan.

Pengangguran terbaik adalah yang pertama, yaitu individu yang, menurut Space.com, dicirikan dengan menunjukkan “tingkat daya saing yang paling rendah, agresivitas yang rendah, dan tidak terikat oleh rutinitas yang ketat”. Ciri-cirinya berlawanan, misalnya dengan “neurotik”, orang yang sangat kompetitif, sikap interpersonal yang agresif dan kemampuan beradaptasi yang terbatas terhadap perubahan atau kebosanan. “Kami menemukan bahwa tipe kepribadian yang menyenangkan lebih mungkin bertahan.”

Dan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan tersebut? Dengan kombinasi alat. Para peneliti menggunakan kuesioner yang diisi oleh orang-orang yang berpengalaman dalam situasi ekstrem, seperti personel yang pernah berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) atau bahkan telah tinggal berbulan-bulan di habitat terbatas di Arktik. Mereka juga menggunakan simulasi komputer.

Sebagian data mereka diperoleh melalui ABM, yang merupakan singkatan dari “agent-based modelling”, sebuah alat yang memungkinkan para ahli untuk mensimulasikan tindakan dan interaksi antara agen otonom, baik itu orang atau kelompok.

Dan skenario apa yang mereka hargai? Sebuah pertanyaan kunci. Saat menerapkan model mereka, tim GMU memulai dari skenario tertentu: bahwa pemukiman di Mars telah berkembang dan mampu menyediakan makanan, air, dan oksigen, sehingga penjajah tidak perlu memulainya. Karakteristik lainnya, menurut Space.com, adalah memiliki generator nuklir yang mampu menjamin aliran listrik konstan setidaknya selama tujuh tahun.

Para peneliti melakukan berbagai tes lainnya: mereka menyelesaikan lima simulasi yang berhubungan dengan periode 28 tahun dan menganalisis berbagai jenis koloni, dengan populasi berkisar antara 10 hingga 170 individu. Tujuannya: untuk mencapai jumlah minimum yang layak. Hasilnya lebih rendah dibandingkan penelitian lain, tetapi hal yang paling aneh adalah tim memverifikasi bahwa pangkalan tersebut dapat dipertahankan hanya dengan selusin pemukim. Tentu saja, hanya untuk satu setengah tahun, waktu yang diperlukan untuk mengkonfigurasi ulang dan menerima misi pasokan baru.

Di : Debu, kentang, dan air mata: “beton kosmik” yang digunakan beberapa ilmuwan untuk menjajah Mars